Tips Karir: Karakter Profesional dan Etika Kerja yang Harus Kamu Punya
Badan Pusat Statistik (BPS) menginformasikan ada 124,54 juta dari total 258 juta jiwa penduduk Indonesia yang bekerja (BPS, 2017). 48,3 persen penduduk Indonesia itu bekerja, baik di perusahaan, lembaga, UKM, maupun bekerja secara mandiri atau wirausaha. Jenis pekerjaan bisa berupa staff atau karyawan, pengajar, kontraktor, helper, dan pengusaha. Jenis perusahaan bisa berupa perusahaan makanan, distributor besi baja, supplier, dan bidang lainnya.
Normalnya, para pekerja di Indonesia menghabiskan waktunya sekitar 8 jam dalam sehari untuk pekerjaannya. Thomas (1999) dalam artikelnya yang berjudul “Cognitive Elements of Empowerment: An “Interpretive” Model of Intrinsic Task Motivation” menyebutkan ada 3 komponen untuk menjelaskan tentang kerja, yaitu menciptakan atau mencapai sesuatu (yang bukan suatu akhir), melibatkan tingkat tanggung jawab atau tingkat kepentingan (tugas yang dirancang oleh orang lain atau kita sendiri), dan membutuhkan usaha dan ketekunan (karena tidak semuanya menyenangkan).
Dengan bekerja, seseorang akan mendapatkan beberapa fungsi psikologis lho! Seperti mendapatkan gaji sesuai ekspektasi dan rasa aman, sumber identitas diri, memiliki perasaan adanya tujuan hidup, sumber harga diri, kesempatan mengembangkan dan mengaktualisasikan diri, otonomi dan independensi, hubungan sosial di luar keluarga, memberikan struktur waktu, memberi arti pada waktu luang, dan menjadi tempat pelarian.
Sehingga, dalam waktu sepertiga bagian dalam sehari tersebut, para pekerja harus bisa mengaktualisasikan diri dan menjadi pekerja yang profesional. Profesional merupakan kata sifat yang melekat pada diri individu bukan hanya karena karir atau profesinya, namun lebih karena kualitas kerja yang ditampilkan. Seseorang bisa dikatakan bekerja profesional jika bisa menjalankan pekerjaannya secara totalitas dan bertanggung jawab.
• Mengapa harus profesional?
Menjadi pekerja yang profesional itu penting karena para pekerja akan menjadi representasi dan juga subjek stereotype masyarakat mewakili pekerjaan maupun tempat kerjanya. Terlebih lagi, jika kegiatan kerja melibatkan interaksi dengan orang lain di luar tempat kerja. Selain itu, profesionalisme dapat meningkatkan citra diri dan tempat kerja. Dengan menjadi pekerja yang professional, seorang pekerja dapat meningkatkan iklim organisasi yang memengaruhi sikap, motivasi, dan produktivitas karyawan lainnya.
• Apa saja karakter pekerja profesional?
Lousiana (2013) dalam artikelnya yang berjudul “Professionalism at the Workplace” menyebutkan bahwa pekerja yang profesional memilki karakter seperti fleksibel, sopan, kompeten, mau membantu, bertanggung jawab, efisien, sabar, berpengetahuan luas, komunikator yang baik, pendengar, bisa bekerja dalam tim, serta konsisten menunjukkan sikap positif. Selain itu, penampilan seorang pekerja yang profesional pun disesuaikan dengan pekerjaannya. Penampilan yang menarik dan sesuai akan memunculkan kesan adanya standar kompetensi, kepercayaan diri, rasa hormat, dan efisien. Semakin profesional penampilan akan menunjukkan semakin tinggi kredibilitas dan kompetensi pekerja tersebut. Penampilan dan karakter tentunya juga harus didukung kuat oleh kemampuan komunikasi yang baik. Semakin komunikatif seseorang, maka, akan mencerminkan semakin baik kompetensinya.
• Apa hubungannya profesionalitas dan etika kerja?
Karir di dunia keja yang berkembang masif dan kompetitif membuat seorang pekerja yang profesional juga harus memiliki etika kerja agar bisa terus maju dan tetap di depan. Karena etika kerja adalah bahan utama dalam sebagian besar resep untuk pekerja professional yang sukses.
Etika melibatkan definisi dan pencapaian apa yang baik atau buruk, benar atau salah, dalam kaitannya dengan kewajiban moral dan kewajiban pekerjaan (Helmes, tt). Etika kerja pada dasarnya adalah keyakinan bahwa bekerja adalah moral yang baik. Ini juga mengacu pada serangkaian nilai yang didefinisikan dan dicirikan oleh ketekunan dan kerja keras. Etika kerja dapat juga didefinisikan sebagai kemampuan kerja yang melekat untuk memperkuat karakter.
Etika kerja adalah nilai berdasarkan kerja keras dan ketekunan. Ini juga merupakan keyakinan akan manfaat moral dari pekerjaan dan kemampuannya untuk meningkatkan karakter (Helmes, tt). Pekerja yang menunjukkan etos kerja yang baik, memiliki kecenderungan untuk mendapatkan posisi yang lebih baik. Pekerja yang gagal menunjukkan etos kerja yang baik dapat dianggap gagal memberikan nilai wajar bagi upah yang dibayarkan perusahaan. EPCC (tt) mengatakan bahwa setiap perusahaan memiliki etika kerja yang berbeda-beda, tetapi semua perusahaan akan tetap mempertimbangkan hal berikut:
• Kepercayaan
• Kehormatan
• Tanggung jawab
• Keadilan
• Kepedulian
• Bagaimana menjadi pekerja professional yang memiliki etika kerja?
Menjadi pekerja professional dan memiliki etika kerja bisa diusahakan dan tentunya dimulai dari sekarang. Berikut ini merupakan karakter yang harus ada di dalam dirimu dan kamu terapkan dalam keseharianmu:
1. Disiplin dan bertanggung jawab
Seorang pekerja yang profesional harus bisa mengatur waktu, tugas, dan prioritas sesuai dengan target dan deadline. Bentuk perilaku yang bisa direpresentasikan dari karakter ini adalah datang dan pulang tepat waktu, serta bisa menyelesaikan target dan pekerjaan sesuai dengan waktunya. Jika memang ada pekerjaan yang belum bisa diselesaikan saat jam kerja, tentunya harus diselesaikan dengan lembur sebagai bentuk tanggung jawab.
2. Mengatur diri untuk siap kerja
Setiap individu memiliki urusan dan masalahnya masing-masing. Namun, ketika seseorang sudah masuk waktu dan tempat kerja, maka, yang harus dilakukan adalah menyiapkan fisik, pikiran, dan mental untuk bekerja. Menyiapkan fisik bisa berupa berpakaian yang sesuai, rapi, dan bersih. Menyiapkan pikiran bisa berupa fokus pada hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan. Dan menyiapkan mental untuk bekerja bisa berupa merubah mood menjadi baik dan positif, sehingga bisa menyebarkan aura positif kepada rekan kerja yang lain
3. Jaga Sikap dan Bicara
Sali berbagi bisa menjadi cara ampuh untuk menjadi dekat dengan rekan kerja. Namun, seorang yang profesional akan tetap menjaga cara bicara dan memilah konten pembicaraannya. Konten yang baik dan positif akan disampaikan dan diceritakan sebagai bahan obrolan ringan. Namun, jika konten dan pengalaman itu negatif, apalagi terkait dengan pekerjaan dan rekan kerja, orang tersebut akan menjaganya, agar tidak sampai menjadi pembicaraan yang negatif. Pembicaraan negatif rentan menjadi sumber masalah antar rekan kerja. Seorang profesional juga akan berbicara dengan cara yang baik, tidak saling menjelekkan, dan tetap menghargai orang lain. Selain itu, semarah apapun, orang yang profesional akan menjaga sikap dan bicaranya. Tidak membiarkan kata-kata maupun perilaku negatif (seperti membanting barang) muncul dari dirinya.
4. Fair play
Walaupun sudah melakukan yang terbaikorang yang profesional akan mengakui dan bertanggung jawab atas kesalahan yang dia lakukan dan mencoba melakukan yang terbaik untuk menyelesaikan masalahnya, serta berusaha untuk tidak mengulang kesalahan yang sama. Seorang yang profesional tidak akan menyalahkan ataupun melimpahkan tanggung jawab ke orang lain. Selain itu, dalam iklim kompetitif antar pegawai, fair play juga bisa berwujud tidak mencurangi dan menjelekkan rekan kerja. Karena seorang pekerja profesional akan mengunggulkan atau mengupgrade kemampuannya, bukan menjatuhkan rekan kerja lain.
5. Jujur
Kejujuran harus dimulai sejak titik awal (kalau menjadi karyawan, artinya sejak awal menulis iterapkan menjadi salah satu nilai yang dipegang teguh. Seorang yang profesional yang jujur akan lebih mudah mendapatkan kepercayaan dari rekan maupun atasan. Sehingga, kemungkinan karir akan meningkat lebih mudah, lho.
Jadi, apakah kamu sudah menjadi pekerja profesional yang memiliki etika kerja? Kalau sudah, pertahankan dan tingkatkan ya! Kalau belum, kamu bisa mencoba tips di atas. Jika Anda ingin berkembang dalam karir di SMSPerkasa, kami siap menyambut Anda sebagai salah satu kandidat team kami.