Persediaan Menumpuk, Harga Baja Global Melonjak Naik

Harga Baja Global Naik

Baja adalah salah satu logam yang inovatif dan fleksibel yang dapat diproduksikan menjadi berbagai macam jenis produk. Variasi dari baja digunakan untuk sektor perumahan, transportasi, industri, kendaraan bermesin, infrastruktur dan utilitas. Hal itu membuatnya menjadi salah satu material yang berfungsi banyak dan mudah untuk di daur ulang. Cina, Jepang, Amerika Serikat, India dan Korea Selatan adalah lima besar negara produsen produk baja, dengan Cina yang memiliki porsi sangat besar daripada negara yang lain

Dilansir dari Bloomberg, baja mengalami pekan yang terburuk dalam setahun akibat persediaan yang masih menumpuk.

Asosiasi Baja Dunia (World Steel Association/WSA), menyebutkan bahwa produksi baja China hingga November 2017 sebesar 764,80 juta ton, sedangkan tahun 2016 sebesar 808,36 juta ton.
MEPS International Ltd, perusahaan konsultasi terkemuka yang beroperasi di sektor baja di seluruh dunia tersebut memperkirakan pertumbuhan produksi baja China akan mengalami stagnan pada 2018 dengan perkiraan produksi baja mentah tahunan serupa dengan angka 2017. Dikarenakan lantaran penutupan pabrik yang diamanatkan oleh negara dan kebijakan untuk melindungi lingkungan yang mengetat.

Vietnam dapat memproduksi baja sebesar 22 juta ton per tahun dengan sektor konstruksi sebagai penyerap utama. Adapun negara Asia lain, seperti Jepang dan Korea Selatan memiliki sektor pendorong dari otomotif dan galangan kapal.

Badan Pusat Statistik mencatat nilai ekspor baja Indonesia mencapai US$322,9 juta pada Februari 2018. Nilai ekspor ini merosot dibandingkan dengan Januari 2018 yang mencapai US$399,4 juta.

Baca Juga: Prediksi Harga Besi 2024 | Industri Konstruksi Wajib Tau!

Harga baja mengalami pelemahan seiring dengan masih menumpuknya persediaan global.

Hal ini diperjelas dengan menyusulnya laporan administrasi Trump terkait rencana pengenaan tarif bea masuk sebesar 25%. Direktur Eksekutif Asosiasi Industri Besi dan Baja Indonesia Hidayat Triseputro mengatakan bahwa pabrikan baja nasional berharap agar komitmen China untuk mengurangi produksi baja hingga 2020 benar-benar direalisasikan karena akan meningkatkan utilisasi pabrikan baja Indonesia dan harga baja dunia juga berada dalam level yang seharusnya.

Permintaan yang belum pulih seperti yang diperkirakan pasar, menyebabkan stok baja naik dengan cepat. Dampaknya Persaingan pasar ekspor baja dunia sangat ketat. Diperkirakan saat ini sejumlah negara dengan kapasitas produksi yang sudah berlebihan dan memicu perang harga.

SMSPerkasa, sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di industri ini, akan selalu berusaha untuk menyediakan kebutuhan sesuai dengan pasar dan persaingan yang semakin ketat. Bagi Anda yang memiliki kebutuhan besi, dapat menghubungi kami, sales representatif kami akan segera membantu Anda.

Baca Juga : Perbandingan antara Plat Besi Hitam dan Plat Besi Galvanis

Bagikan sekarang