Hegemoni Cina Terhadap Pasar Baja ASEAN
Gencatan senjata di perang dagang AS-Cina menyebabkan lampu hijau di pasar berjangka dan billet. Hal ini diartikan sebagai pertanda baik untuk kenaikan harga HRC domestik dan harga rebar pada pertengahan Desember kemarin. Namun pengamat mengkhawatirkan bahwa keadaan ini tidak akan berlangsung lama dan harga baja akan kembali turun di akhir bulan. Sebagai contoh, harga baja Cina terus menurun pada bulan ini, dengan rata-rata per bulan untuk ekspor HRC Cina dan harga rebar turun masing-masing 6,2% dan 11,2%.
Baca Juga: Perbandingan antara Plat Besi Hitam dan Plat Besi Galvanis
Menilik kondisi ASEAN, Bea Cukai Filipina menyatakan bahwa impor baja HRC mencapai 99,5 ribu ton pada November lalu. Artinya, telah terjadi penurunan sebanyak 17,1% dari tahun sebelumnya. Meski begitu, Cina tetap menjadi pemasok utama baja asing dengan pangsa pasar sebanyak 55% untuk impor HRC pada bulan November. Sementara itu, industri otomotif Filipina mengalami penurunan hingga 13,3% pada periode Januari-Oktober. Sedangkan kebalikannya, industri konstruksi mengalami penguatan dibuktikan dengan meningkatnya izin pendirian bangunan pada kuartal kedua sebanyak 11,7%.
Baca juga: Fluktuasi Harga Besi, Strategi untuk Menghadapinya
Dalam perspektif harga, harga impor HRC di ASEAN terus menurun hingga di bawah $500/ton pada minggu pertama bulan Desember. Harga-harga ini akan banyak dipengaruhi oleh harga baja Cina mengingat penetrasi pasar Cina yang kuat di Asia Tenggara. Sebagai contoh, harga rebar impor turun hingga $500/ton di awal Desember karena Cina mulai mengintensifkan kompetisinya di pasar ASEAN untuk melawan para pedagang dari Turki.
Terus ikuti perkembangan harga besi dan analisis pasar besi pada blog SMS Perkasa. Jika Anda sedang membutuhkan besi baja dengan kualitas terjamin dan harga kompetitif, hubungi SMS Perkasa! Kami menyediakan bermacam-macam produk besi bersertifikat SNI.
Baca Juga: Prediksi Harga Besi 2024 | Industri Konstruksi Wajib Tau!